About

Beauty

Lifestyle

Published Work

Latest Blog

Current Wishlist

Thursday, August 11, 2022

Di tengah status kesehatan yang masih positif Covid dan deadline kerjaan, rasanya cuma mau menghibur diri aja dan lari dari tanggung jawab dengan ngerjain hal lain, hence the blogpost. Maunya sih check out belanjaan beneran biar happy, tapi budget nggak mendukung. Jadi kita list down aja wishlist saat ini, yuk!

Longchamp Le Pliage Replay Top Handle Bag

Ini murni laper mata sih... Kalo ditanya uangnya ada atau ngga, ya, ada. Dibilang butuh atau ngga, ya, ngga HAHA. Awalnya cuma "ih, gemes.". Lama-lama kok makin lucu. Makin lucu lagi pas liat ternyata harganya affordable. Kalo nantinya khilaf terus kebeli, udah ngincer yang warna ijo-pink, sih. Kalo keburu sold out, masih ada inceran berikutnya, yakni Le Pliage yang Travel Bag Expendable.


Pink Blush

Di koleksi per-mekap-an gue saat ini, ada beberapa produk blush, tapi nggak ada yang sreg, deh. Kebanyakan blush yang gue punya itu kalo bukan bagian dari palet, ya dapet dari PR pacakge,  jadi gue emang nggak punya produk single blush yang dibeli sendiri. Beberapa blush yang masuk inceran gue adalah:

  • TROPE Cosmetics Dual Blush Palette — kandidat awal karena gue sebenernya lebih suka powdered blush daripada cream blush
  • Allglows Cheek Pigment — kandidat berikutnya karena warnanya super subtle dan kulit gue super fair, so I thought it'd look good tapiii nyari foto real swatch semua shade-nya kok susah...

Sportswear

Ceritanya kan mau rutin pilates gitu ya... jadi mau beli baju olahraga lucu biar makin semangat (padahal belum tentu bakal rutin juga sih olahraganya BUT baju olahraga harusnya kan akan kepake juga ya someday). Di Shopee udah banyak yang difavoritin, tapi mau check out belum ikhlas hehe. Oh, btw! Aside from sketchy brands di Shopee, yang gue incer itu kebanyakan dari Happyfit.


Local Period Supply

Sedikit latarbelakang, gue itu sebenernya penganut asas kalo-udah-dijual-bebas-ya-harusnya-aman-dong. Tapi belakangan ini kan banyak brand lokal untuk feminine needs ya, mulai dari organic pads sampe period underwear, nah jadinya penasaran juga mau cobain safer alternatives buat kebutuhan bulanan. So far, yang udah gue coba itu UMA Women Pantyliner. Yang masih ada di list buat dicoba adalah:

Karena kebayang ribetnya nyuci period underwear, gue condong pengen coba organic pads, sih.


Other Local Stuff

Tidak ada alasan kuat selain gemes, laper mata, dan mau buang-buang duit kenapa 4 benda ini ada wishlist HAHA. Sesuai arah jarum jam, yang pertama ada apple cider vinegar gummy dari Get Pome. Penasaran karena kayaknya jarang ya nemu gummies for adult yang branding-nya juga gemes. Terus kemarin-kemarin abis cobain Goli juga, jadi makin kepo sama dunia per-gummy-an ini.

Lanjut ada keychain dari Kanavaia yang sungguh trivial tapi kok gemes. Maybe next time? Kalo deodoran Dew It boleh lah kita anggep kebutuhan yaa, jadi nggak laper mata banget, kok! Penasaran karena packaging-nya lucu plus bebas aluminum. Tapi abisin yang ada di rumah dulu, deh. Last but not least, ada tinted balm dari Bumijo yang juga gemes (btw, agak sia-sia ya karir jadi penulis 4 tahun kalo ujung-ujungnya semua dideskripsiin 'gemes').


Until next time! (semoga next blogpost udah kebeli semua HAHAHA)









March Log: A Long Overdue Fresh Start and A Blessing in Disguise

Sunday, March 20, 2022


It's been a reallyyyy long time since I wrote here. So many things and changes happened. Ugh. I don't even know where to start. 

Wait. I do.

For the longest time, I've always made career as my identity. It defines who I am, who I'm gonna be. And as you may or may not know, I previously worked as an Editor at a beauty media owned by the biggest beauty e-commerce in Indonesia. Beauty and Writing has always been what I do, what I know best, my comfort zone.

That, until one by one, my bosses and colleagues resigned. I started thinking of resignation as well. Not that it's new. I've always responded to job opportunity in LinkedIn from 2018. I've interviewed here and there (I might make a separate post about it?), but none of the offer came close with my expectation.


At the end of 2021, one of my resigned boss reached out to me about a job opportunity at her office. It sounds interesting, so I applied, did the job test, and ended up getting an offer. An offer better than what I've been offered from other companies so far. So, I took the offer and started the new job at the beginning of 2022.

Fast forward to March 2022, I no longer feel like my current office is the place for me to work for for various reasons. Luckily, I was approached by a beauty company back in February that is still going on in March. I was approached for two different role and I did two different job test as well (one associate, one senior associate), and they decided to move forward on the latter and gave me an offer.

As I am planning to resign before the offer even came, I set a pretty low expectation on the wage department. I expected a similar or even less number than my current salary for the offer from the beauty company. To my surprise, the number was quite a lot compared to my current salary! 


Therefore, I have to note a few things as a personal reminder:
  • My first job, I worked for 4 years with blood, sweat, and tears. I loved every part of it. I truly take full ownership of my work and company. I did more than I should. And my last salary (after 4 years and being in the senior position) is still less than the salary of my fresh graduate friend at my next company.

    IYA. Jadi gaji gue sebagai senior setelah 4 tahun kerja dan berkontribusi banyak untuk perusahaan tetap lebih kecil dari gaji temen gue yang fresh graduate. It's a bitter truth that I learned only after I resigned.

    When I was still working there, I honestly didn't complain much, because I know that I have received countless opportunity that I would've never gotten anywhere else. Also, I have the best team, best work, and it's very much my comfort zone.

    But as time goes by, my needs shift. Although I can survive with that salary, I do realize that I need to grow out of my comfort zone. Especially after I got a better offer and benefits, which led me to resign.

  • My second job is quite far from my comfort zone. In fact, it revolves around social media–a role that I previously was offered and rejected in my previous company. So, it's kinda tough. However, I learned a lot as well, which I believe will be beneficial on my next career path. The pay and benefits are pretty good as well.

  • My third job (which is my current job as I'm writing this) is a literal blessing. The opportunity came at the perfect time, the role sounds exactly what I wanted to do, and the pay + benefits are hella good. 


Sooo, I'm still stunned at the fact that within 3 months after I resigned my 4 years job, all these happened and my salary almost got doubled up. 

Kesimpulannya, sepertinya kalo mau cepet naik gaji emang harus pindah-pindah kerja, ya. HAHA. Nggak, deng. Bergantung kebutuhan dan kesempatan aja deh, pokoknya!

But sometimes, you really should close a door for another to open. So, when the time comes, brave yourself to make big decision and step out from your comfort zone :)


Cheers,
D

Pengalaman Magang di Sociolla / Beauty Journal | Part II

Wednesday, September 15, 2021

Pengalaman Magang di Sociolla


Haloooo! Seneng, deh, blogpost soal magang di Sociolla ternyata banyak yang baca :')


Dari blogpost itu, ada beberapa yang DM gue buat nanya beberapa hal yang belum terjawab. Nah, supaya bisa menjawab dan lebih membantu kalian yang lagi cari-cari seputar kerja atau magang di Sociolla, gue rangkum di sini pertanyaan yang paling sering ditanyakan beserta jawabannya, ya!


note: gue magang di divisi Editorial Beauty Journal tahun 2017 dan akhirnya diangkat jadi karyawan tetap. Sekarang gue kerja sebagai Content Editor di Beauty Journal. Supaya tetap menjawab, gue juga dibantu oleh Lintang, ex-intern Sociolla (Maret – Mei 2021) yang sekarang jadi Content Writer tetap di Beauty Journal.


BACA PART I DI SINI



Prosesnya dari apply sampe interview gimana, proses seleksinya apa aja, dan prosesnya berapa lama, ya?

Pertama, gue ceritain gimana proses di tahun 2017 dulu, ya, dan supaya jelas, gue rinci berdasarkan timeline aja:

  • 21/08/2017 – Gue liat lowongan di website Sociolla dan apply via email jam 2 siang. Masih di hari yang sama, jam set 5 sore, gue ditelfon dan ditanya ketersediaan untuk wawancara besoknya. Kelar telfon, gue di-email yang isinya undangan interview tanggal 22 Agustus
  • 22/08/2017 – Interview jam 3 sore di Sociolla
  • 24/08/2017 – Dapet email yang isinya gue diterima internship dan kontrak untuk ditandatangan
  • 28/08/2017 – Hari pertama mulai internship

Di tahun 2017, menurut gue prosesnya terbilang cepet banget, tapi itu 4 tahun yang lalu :)

Dulu Sociolla masih di ruko dan timnya masih kecil–tentu yang apply jumlahnya juga nggak sebanyak sekarang, makanya lebih simpel. Sekarang, Sociolla kan udah berkembang banget, nih. Yang lamar pun otomatis makin banyak.

Jadi, kalo semisalnya kalian udah kirim CV terus nggak langsung dibales 1-2 hari, jangan kecil hati duluuu. Karena mungkin banget HR-nya lagi pusing milih-milih ribuan CV yang masuk, lho...

Lintang: Setelah lulus sidang skripsi di pertengahan Januari aku aku emang cari-cari tempat magang sebelum kerja full time sambil nunggu wisuda (eh, malah jadinya ga ikut wisuda, lol). Jadi, dari akhir Januari sampai Februari aku sebar CV & portfolio. Nah, waktu itu, di akun LinkedIn Sociolla ada poster hiring gitu. 

Lucunya, justru enggak ada lowongan buat Content Writer. Di antara list lowongan yang ada, paling mendekati dan pernah aku pelajari pas kuliah itu Video Editor, jadi aku daftar itu di awal bulan Februari 2021. 

Seminggu belum ada kabar, dua minggu, sampai hampir sebulan tiba-tiba ada WA dari recruitment team dan langsung dikasih info untuk magang sebagai Content Writer. Kebetulan aku sebelumnya juga sempet magang jadi Content Writer, jadi aku pun enggak keberatan diganti role-nya.

Setelah setuju, aku dikasih jadwal interview sama HR. Setelah interview pertama, enggak lama, kurang lebih sehari aku langsung dihubungi kembali untuk maju ke tahap praktik penulisan artikel dan interview bersama editor (Kak Andin). 

Karena masih pandemi jadi semua tahap tesnya dilakukan secara virtual. Mungkin sekitar 2-3 hari setelah interview kedua, HR memberi kabar kalau aku diterima magang. Nah, meskipun baru magang, proses administrasinya juga udah profesional gitu (maklum fresh graduate agak shock, ngebatin keren amat, hehe).

Oh iyaaa, pas recruitment itu HR juga ngobrol sama supervisi aku di perusahaan tempat magang sebelumnya.


Bocorin, dong, salah satu pertanyaan interview-nya apa?

Lintang: Hmm, aku udah agak lupa sih, haha. Tapi seinget aku ada pertanyaan kenapa tertarik untuk jadi Content Writer di Sociolla. Terus ditanya soal pengalaman itu udah pasti. Sempet ditanya juga apa kabar yang lagi rame belakangan ini, boleh lifestyle atau beauty.

Ditanya juga gimana aku ngeliat diriku lima tahun ke depan. Kebanyakan lebih ke pengalaman di tempat magang sebelumnya sama pengalaman di kampus, sih. Mulai dari disuruh ceritain role-nya, hambatan, sampe mengatasi hambatan itu sendiri. Mungkin kalo case Content Writer pasti nggak jauh-jauh, kalo lagi suntuk nulis atau lagi writer's block itu gimana cara mengatasinya.


Interviewnya pake Bahasa Indonesia apa Bahasa Inggris?

Indonesia, tapi bisa Bahasa Inggris pastinya jadi poin plus, karena banyak pekerjaan yang melibatkan Bahasa Inggris–misalnya untuk pembuatan caption atau untuk tim Marketing yang kerja dengan brand dari sana-sini.

Lintang: Dua tahap interview dilakukan menggunakan bahasa Indonesia.


Harus pake portfolio, ya? Bikinnya gimana, sih...

Setau gue, ya, kalo kamu apply ke divisi creative, misalnya Graphic Designer, Writer, Copywriter, Producer, Videographer, dan sejenisnya–perlu pake portfolio. Untuk divisi lain kayak marketing, IT, administration, dan sejenisnya–nggak harus pake portfolio.

Portfolio adalah contoh pekerjaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya kamu apply jadi Writer, maka portfolio kamu isinya contoh artikel yang pernah ditulis. Kalo kamu apply jadi internship di Production (tim video), maka portfolio kamu isinya video yang pernah kamu shoot atau edit misalnya. Begituuu.

Lintang: Seingat aku harus menyertakan portfolio. Aku pun sebelumnya justru bukan daftar sebagai Content Writer. Tapi, karena di portofolio lebih banyak artikel, mungkin HR liat aku lebih cocok sebagai Content Writer.


Kalo nggak ada pengalaman kerja gimana?

Ya gapapa, namanya juga magang. Gue pun pas apply cuma punya pengalaman magang untuk keperluan kampus yang nggak ada hubungannya.

Lintang: Aku juga belum ada pengalaman kerja di sebuah perusahaan, terutama media secara profesional. Hanya pernah freelance sama magang sebanyak sekali.


Pengalaman Magang di Sociolla

Magang di Sociolla ngapain aja? Job desk-nya apa?

Pada dasarnya... internship atau magang itu kerjanya meng-assist atau membantu tim terkait. Kamu magang di Editorial? Ya pekerjaannya membantu tim tersebut, dengan nulis 3 artikel, misalnya. Kamu magang di Marketing? Ya kerjaannya ngebantuin tim Marketing.

Kamu bingung tim Marketing kerjanya apa? Tim Production ngapain? Google, lah. Seriusan nih, kalo kamu mau apply magang, mbok ya jangan males baca-baca... Cari tau dulu kerjaan-kerjaannya kayak gimana, jadi bisa apply ke divisi yang pas. 

Kalo kurang menjawab, kamu bisa lebih effort, caranya adalah kamu buka LinkedIn, cari orang yang kerja di Sociolla dengan jabatan di divisi yang kamu ingin, terus kamu bisa: connect dan message orangnya. Atau do it the creepier way: cari akun Instagramnya, terus DM tanya-tanya.

Lintang: Selama magang sebagai content writer, pekerjaan sehari-harinya sudah pasti nulis, ya hehe. Nulis artikel beauty, lifestyle, quiz, bantuin konten instagram, cari ide tulisan, liputan, nulis lagi buat klien, pokoknya ngga jauh-jauh dari nulis hahaha. Oiya walaupun magang, kita tetep dilibatkan kalau ada meeting-meeting gitu, lho.


Kalau jurusan kuliahnya berbeda sama divisi yang di-apply gapapa?

GAPAPA BANGEEET. Ada kok yang lulusan arsitektur tapi akhirnya jadi Social Media Specialist di Beauty Journal.


Setelah diterima magang, bakal dilatih nggak buat kerjanya?

Iya dan nggak. Nggak ada pelatihan formal, jadi begitu masuk langsung mulai kerja meskipun sedikit-sedikit. Tapi pastinya akan dibantu dan diajarin untuk beberapa hal kayak penggunaan Quire, ClickUp, atau Admin Panel. Untuk divisi Editorial, pastinya akan ada feedback soal penulisan juga.

Lintang: Dilatih banget dan beneran terjun. Anak magang aja tetep masuk di productivity app buat tracking kerjaan. Awal-awal banyak dikasih tuntunan dulu, soal gaya penulisannya, cara pakai blognya, dan lain sebagainya. Apalagi kalau nulis untuk klien, itu dapat banyak pelajaran banget. Terus juga komunikasi sama divisi lain dan liputan langsung itu salah satu bentuk latihan buat kerja juga sih.


Magangnya dibayar nggak?

Dibayar, tenang aja HAHA.

Lintang: 
Waktu magang (thank God) dibayar. Jujur aja, waktu sebar CV dan portfolio, aku selalu daftar yang paid intern. Soalnya kalo kata AOC, “experience doesn't pay the bills”, guys, hehehe. Seneng banget, waktu tau magang Sociolla dibayar, seenggaknya bisa buat uang transport dan makan siang, apalagi tempat tinggalku sama kantor Sociolla lumayan jauh.


Selama pandemi kerjanya WFH apa WFO?

Lintang: Waktu situasi sempat kondusif, kerjanya WFH dan WFO, jadi seminggu dua kali WFO, sisanya WFH. Tapi, selama PPKM darurat ini full WFH.


Lokasi kantornya di mana?

St. Moritz Office Building, Unit #1502, Jl. Puri Indah Raya, RT.3/RW.2, Kembangan Sel., Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610


Ada kemungkinan direkrut jadi karyawan tetap nggak dari magang?

Ada, dong! Gue dan Lintang, contohnya. Btw, gue juga nanya ke Lintang, gimana proses dia diangkat jadi karyawan tetap dari magang. Ini jawabannya, ya!

Lintang: Mendekati minggu-minggu terakhir periode magang, aku harus mempresentasikan hasil magang selama 3 bulan. Mulai dari role kita, value yang didapat, dan lain sebagainya. Terus, dari situ biasanya akan ditanya dulu, kalau full time atau jadi kontributor apakah aku tertarik? 

Aku jawab tertarik, lalu beberapa hari setelah periode berakhir, dihubungi lagi sama HR, apakah aku beneran tertarik dan bisa mulai kapan? Setelah aku jawab, dikabarin lagi untuk langsung wawancara terkait salary, setelah itu langsung dijelasin soal kontrak tertulis dan dikasih tau kapan bisa mulai kerja. Segala urusan administrasi, termasuk kontrak dikirim via email, karena pandemi. Langsung masuk grup divisi lagi, deh, haha.


Apa saja yang perlu dipersiapkan?

Hmmm, apa, ya? Mental mau belajar sih yang paling penting menurut gue.

Lintang: Menurutku tergantung divisi, ya. Tapi mungkin kalau divisi konten, portfolio cukup penting. Kalau bisa portfolio juga yang pernah dipublish secara komersial gitu, jangan terlalu banyak tugas kampus mungkin. Terus mungkin sebisa mungkin update media sosial. Since, kita kerja di dunia digital, target pasarnya anak muda dan young adult yang banyak main medsos, jadi seenggaknya bisa relevan. 

Pas diwawancara sama supervisor soal yang lagi hype juga bisa jawab haha. Sama cari timing yang tepat buat apply magang, dengan cara rajin-rajin mantengin LinkedIn Sociolla dan kepoin anak-anak magang di sana. Jadi, dilihat aja periode magang mereka, kalau sudah habis 3 bulan, kamu bisa mulai kirim, ada kemungkinan recruitment team cari anak magang baru. Tapi kalau masih ada anak magang di satu divisi itu, mungkin mereka belum butuh lagi.


Kesan pesan

Intinya, kalo magangnya nggak hepi, nggak mungkin gue betah kerja sampe hampir 4 tahun di Sociolla, deh :))) (btw!! Bisa cek IG highlight gue juga di sini, ya!)

Lintang: Pertama, pasti seneng banget bisa magang di Sociolla. Aku sendiri yakin, magang di Sociolla bisa jadi awal yang baik untuk karier aku ke depan (semoga, amin). Waktu tahun terakhir kuliah, aku selalu kepikiran untuk kerja yang masih dekat dengan jurusanku (jurnalistik) tapi kalau bisa topik yang dibahas juga yang aku suka, enggak jauh-jauh dari beauty dan lifestyleSelain itu, aku selalu punya prinsip kalau magang atau kerja, selain dibayar, pastiin kamu juga punya mentor dan bisa berkembang. 

Thank God, senior aku di Sociolla bisa jadi sosok mentor yang mau membimbing. Sejauh ini, hubungan antar rekan kerja positif dan enggak berlebihan, batasan-batasannya jelas, lingkungan kerjanya sehat, kantornya bersih, adem hahaha, dan bonus suka dapet skin care gratis hehehe. Bahkan, kalau denger cerita temen-temenku pas magang, aku berasa beruntung dan bersyukur banget punya pengalaman magang di Sociolla.


Satu lagi, deh, buat yang penasaran magang di Sociolla bakal dapet produk nggak?

Dapeet, apalagi kalo lagi nggak pandemi gini sih, huhu. Cek di Part I buat tau gue dapet apa aja, ya~

Lintang: Banyak dapet produk beauty dan semuanya berkesan hahaha. Waktu liputan Wardah Colorfit, beneran dikasih semua shade dan varian produk, itu banyak banget dan kardusnya besar banget. Terus bisa dapat produk beauty lain, bahkan sebelum launching. Kalau kakak-kakaknya liputan atau dapat produk baru banyak, kita juga suka kecipratan, lho. Pokoknya pasti ada aja, deh, hahaha.



Nah, itu dia beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyain seputar magang di Sociolla dan Beauty Journal. As always, kalau ada yang mau ditanyain lagi, boleh comment di bawah atau DM ke Instagram gue :)

Tertarik magang atau kerja di Sociolla juga? Langsung aja klik di bawah ini, ya!




Cheers,

Mampir ke Nagarey, Toko Dekor Rumah dan Furnitur yang Tersembunyi di Jakarta Barat

Wednesday, February 10, 2021

nagarey

Ugh, I hate to say this but I am officially 'keracunan TikTok'. Gara-gara ada video orang yang main ke Nagarey dan ngeliat salah satu mutual di Instagram juga ke sini, akhirnya di hari Kamis (14/01) kemarin gue ngajak W buat liat-liat Nagarey. Emang di hari Kamis ini gue kebetulan ada shoooting di studio, yang mana lokasinya itu di area Puri. Sedangkan, Nagarey ini lokasinya ada di Meruya, Jakarta Barat. 

FYI dulu, showroom Nagarey yang ada di lokasi Jakarta Barat ini bersifat private, karena kalo mau liat-liat, kita perlu buat appointment dulu via WhatsApp dan email. Dari WhatsApp, nanti akan dikasih opsi slot buat mengunjungi si showroom ini. Kalo udah pilih slot-nya, kita tinggal email nama dan nomor telfon, deh! Menurut gue sistem ini menyenangkan sih, karena sesi kita di showroom jadi lebih nyaman dan aman, apalagi di masa pandemi kaya gini.

Anyhoo, karena ternyata lokasi Nagarey cukup deket, akhirnya gue dan W kecepetan, jadi nunggu di mobil dulu sambil WhatsApp Nagarey-nya dan ngabarin. Kurang lebih perjalanan gue dari Puri Indah ke Nagarey itu sekitar 15 menitan aja. Tempatnya juga gampang ditemuin, karena dia ada pager bata merahnya yang cukup mencolok, plus lantai 2-nya full kaca dan keliatan jelas isinya showroom furnitur. Parkirnya juga gampang soalnya ada mas-mas parkirnya.

Berikutnya gue mau lanjut pake format tanya jawab biar enak bacanya, ya. Hehe.

* * *

Jadi, Nagarey itu tempat apa?

nagarey

Nagarey adalah toko furnitur dan dekor rumah. Sebetulnya toko ini lebih dikenal online-based di website dan juga Instagram, tapi belakangan baru banyak yang tahu (atau memang baru buka, ya?) kalau mereka punya showroom sekaligus toko di bilangan Jakarta Barat. Fun fact, kalau kalian pernah naksir sama kursi-kursi atau dekor di coffee shop kayak di Crematology, RUCI Artspace, Woodpecker Coffee, dan Mister Sunday, perabot tersebut adalah buatan Nagarey (info from here).

nagarey
Pintu masuk Nagarey yang selalu terbuka, di depannya pun ada wastafel portable
nagarey
nagarey
Lantai 1 Nagarey dilihat dari tangga menuju lantai 2. Keliatan kan seberapa luasnya?

Begitu masuk, kamu bakal langsung disambut sama pemandangan rak-rak display yang dipenuhi woven basket. Di bagian tengah juga ada beberapa meja yang penuh sama dekor-dekor kecil. Nengok ke sisi kanan, ada tangga ke lantai 2 dan meja kasir. Langit-langitnya tinggi dan interiornya terkensan unfinished, bener-bener kayak warehouse but in a good way. Oh, iya, sirkulasi udaranya juga oke banget, karena ada pintu depan dan pintu ke backyard yang selalu dibuka, plus di lantai 2 semua balkonnya pun terbuka.

Ada barang apa aja yang dijual? Harganya kisaran berapa?

nagarey
nagarey
Lilin-lilin 30 ribuan...
nagarey

Salah satu produk best seller Nagarey selain furniturnya adalah woven basket. Nah, 'keranjang estetik/skandinavia/minimalis' ini banyak banget pilihannya di Nagarey. Mau yang polos? Ada. Mau yang ada aksen putihnya? Ada juga. Mau yang bentuknya kotak? Ada! Bener-bener lengkap, deh. Happy-nya lagi, harga-harga basket ini tuh juga terjangkau.

Gue nggak ngecek semua, tapi yang pasti banyak yang harganya di bawah Rp100.000 dan itu ukurannya nggak kecil! Selain basket ini, beberapa home decor lainnya yang gue temuin itu berkisar antara: vas, tray, pajangan, lukisan, frame, bunga kering, candle holder, dan masih banyak lagi. Buat home decor pieces yang lebih kecil-kecil kaya tray atau tempat lilin, harganya bisa mulai dari Rp10.000 aja. 

Kalo di lantai 2-nya ada apa aja?

nagarey
nagarey
Pintu balkon yang juga selalu kebuka
nagarey

Lantai 2 itu showroom khusus buat furnitur, jadi ada meja, rak-rak, lemari, kursi, sofa, dan seterusnya. Imagine mini IKEA with rustic style. Kalo udah agak 'sumpek' liat-liat di lantai 1 yang emang kind of cramped karena isinya padat (bukan karena rame, ya), kalian bisa cari angin sambil liat-liat di lantai 2, soalnya ada balkonnya dan jauh lebih sepi. Kemarin pas gue ke atas malah lantai 2-nya kosong total. Di lantai 1 sendiri nggak terlalu rame, karena emang per sesi dibatasin.

Kira-kira worth it nggak main ke Nagarey? (since ini tempatnya agak jauh dari pusat, ya)

Hmmm... tergantung tujuan lo, kayaknya? Kalo lo newlywed yang baru beli rumah dan pengen isi-isi, worth it banget! Pun halnya kalo lo emang lagi mau renovasi atau suka beli dan liat dekor-dekor rumah. Kalo misalnya lo dateng just for the sake of the aesthetic pictures and spots, mungkin agak mikir-mikir lagi kali, ya... Soalnya karena ini sepi tuh bakal agak aneh kalo lo cuma muter-muter ngevideoin dan foto-foto. Lo nggak mesti beli kalo cuma mau liat-liat, tapi kalo lo 'bikin konten' yang menarik perhatian terus nggak beli sih agak gimana ya... . But you do you, darling

Beli sesuatu nggak di Nagarey?

Sebetulnya nggak ada niat beli apa-apa pas kesini, tapi akhirnya naksir juga sama satu woven basket yang harganya Rp99.000 sama satu alas coaster agak gede, harganya Rp120.000. Dua-duanya kepake banget, sih. Si coaster buat alas humidifier yang kadang suka nyiprat, keranjangnya ditaro sebelah kasur buat pengganti night stand. Jadi kalo ada benda-beda kayak jepit rambut atau bando yang mau dilepas sebelum tidur, dicemplungin ke dalem biar nggak ilang-ilangan.


    Nagarey

    Instagram: @Nagarey / WhatsApp: +62-812-9906-9458
    Jakarta Barat, Indonesia