Haloooo! Seneng, deh, blogpost soal magang di Sociolla ternyata banyak yang baca :')
Dari blogpost itu, ada beberapa yang DM gue buat nanya beberapa hal yang belum terjawab. Nah, supaya bisa menjawab dan lebih membantu kalian yang lagi cari-cari seputar kerja atau magang di Sociolla, gue rangkum di sini pertanyaan yang paling sering ditanyakan beserta jawabannya, ya!
note: gue magang di divisi Editorial Beauty Journal tahun 2017 dan akhirnya diangkat jadi karyawan tetap. Sekarang gue kerja sebagai Content Editor di Beauty Journal. Supaya tetap menjawab, gue juga dibantu oleh Lintang, ex-intern Sociolla (Maret – Mei 2021) yang sekarang jadi Content Writer tetap di Beauty Journal.
BACA PART I DI SINI
Prosesnya dari apply sampe interview gimana, proses seleksinya apa aja, dan prosesnya berapa lama, ya?
Pertama, gue ceritain gimana proses di tahun 2017 dulu, ya, dan supaya jelas, gue rinci berdasarkan timeline aja:
- 21/08/2017 – Gue liat lowongan di website Sociolla dan apply via email jam 2 siang. Masih di hari yang sama, jam set 5 sore, gue ditelfon dan ditanya ketersediaan untuk wawancara besoknya. Kelar telfon, gue di-email yang isinya undangan interview tanggal 22 Agustus
- 22/08/2017 – Interview jam 3 sore di Sociolla
- 24/08/2017 – Dapet email yang isinya gue diterima internship dan kontrak untuk ditandatangan
- 28/08/2017 – Hari pertama mulai internship
Di tahun 2017, menurut gue prosesnya terbilang cepet banget, tapi itu 4 tahun yang lalu :)
Dulu Sociolla masih di ruko dan timnya masih kecil–tentu yang apply jumlahnya juga nggak sebanyak sekarang, makanya lebih simpel. Sekarang, Sociolla kan udah berkembang banget, nih. Yang lamar pun otomatis makin banyak.
Jadi, kalo semisalnya kalian udah kirim CV terus nggak langsung dibales 1-2 hari, jangan kecil hati duluuu. Karena mungkin banget HR-nya lagi pusing milih-milih ribuan CV yang masuk, lho...
Lintang: Setelah lulus sidang skripsi di pertengahan Januari aku aku emang cari-cari tempat magang sebelum kerja full time sambil nunggu wisuda (eh, malah jadinya ga ikut wisuda, lol). Jadi, dari akhir Januari sampai Februari aku sebar CV & portfolio. Nah, waktu itu, di akun LinkedIn Sociolla ada poster hiring gitu.
Lucunya, justru enggak ada lowongan buat Content Writer. Di antara list lowongan yang ada, paling mendekati dan pernah aku pelajari pas kuliah itu Video Editor, jadi aku daftar itu di awal bulan Februari 2021.
Seminggu belum ada kabar, dua minggu, sampai hampir sebulan tiba-tiba ada WA dari recruitment team dan langsung dikasih info untuk magang sebagai Content Writer. Kebetulan aku sebelumnya juga sempet magang jadi Content Writer, jadi aku pun enggak keberatan diganti role-nya.
Setelah setuju, aku dikasih jadwal interview sama HR. Setelah interview pertama, enggak lama, kurang lebih sehari aku langsung dihubungi kembali untuk maju ke tahap praktik penulisan artikel dan interview bersama editor (Kak Andin).
Karena masih pandemi jadi semua tahap tesnya dilakukan secara virtual. Mungkin sekitar 2-3 hari setelah interview kedua, HR memberi kabar kalau aku diterima magang. Nah, meskipun baru magang, proses administrasinya juga udah profesional gitu (maklum fresh graduate agak shock, ngebatin keren amat, hehe).
Oh iyaaa, pas recruitment itu HR juga ngobrol sama supervisi aku di perusahaan tempat magang sebelumnya.
Bocorin, dong, salah satu pertanyaan interview-nya apa?
Lintang: Hmm, aku udah agak lupa sih, haha. Tapi seinget aku ada pertanyaan kenapa tertarik untuk jadi Content Writer di Sociolla. Terus ditanya soal pengalaman itu udah pasti. Sempet ditanya juga apa kabar yang lagi rame belakangan ini, boleh lifestyle atau beauty.
Ditanya juga gimana aku ngeliat diriku lima tahun ke depan. Kebanyakan lebih ke pengalaman di tempat magang sebelumnya sama pengalaman di kampus, sih. Mulai dari disuruh ceritain role-nya, hambatan, sampe mengatasi hambatan itu sendiri. Mungkin kalo case Content Writer pasti nggak jauh-jauh, kalo lagi suntuk nulis atau lagi writer's block itu gimana cara mengatasinya.
Interviewnya pake Bahasa Indonesia apa Bahasa Inggris?
Indonesia, tapi bisa Bahasa Inggris pastinya jadi poin plus, karena banyak pekerjaan yang melibatkan Bahasa Inggris–misalnya untuk pembuatan caption atau untuk tim Marketing yang kerja dengan brand dari sana-sini.
Lintang: Dua tahap interview dilakukan menggunakan bahasa Indonesia.
Harus pake portfolio, ya? Bikinnya gimana, sih...
Setau gue, ya, kalo kamu apply ke divisi creative, misalnya Graphic Designer, Writer, Copywriter, Producer, Videographer, dan sejenisnya–perlu pake portfolio. Untuk divisi lain kayak marketing, IT, administration, dan sejenisnya–nggak harus pake portfolio.
Portfolio adalah contoh pekerjaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya kamu apply jadi Writer, maka portfolio kamu isinya contoh artikel yang pernah ditulis. Kalo kamu apply jadi internship di Production (tim video), maka portfolio kamu isinya video yang pernah kamu shoot atau edit misalnya. Begituuu.
Lintang: Seingat aku harus menyertakan portfolio. Aku pun sebelumnya justru bukan daftar sebagai Content Writer. Tapi, karena di portofolio lebih banyak artikel, mungkin HR liat aku lebih cocok sebagai Content Writer.
Kalo nggak ada pengalaman kerja gimana?
Ya gapapa, namanya juga magang. Gue pun pas apply cuma punya pengalaman magang untuk keperluan kampus yang nggak ada hubungannya.
Lintang: Aku juga belum ada pengalaman kerja di sebuah perusahaan, terutama media secara profesional. Hanya pernah freelance sama magang sebanyak sekali.
Magang di Sociolla ngapain aja? Job desk-nya apa?
Pada dasarnya... internship atau magang itu kerjanya meng-assist atau membantu tim terkait. Kamu magang di Editorial? Ya pekerjaannya membantu tim tersebut, dengan nulis 3 artikel, misalnya. Kamu magang di Marketing? Ya kerjaannya ngebantuin tim Marketing.
Kamu bingung tim Marketing kerjanya apa? Tim Production ngapain? Google, lah. Seriusan nih, kalo kamu mau apply magang, mbok ya jangan males baca-baca... Cari tau dulu kerjaan-kerjaannya kayak gimana, jadi bisa apply ke divisi yang pas.
Kalo kurang menjawab, kamu bisa lebih effort, caranya adalah kamu buka LinkedIn, cari orang yang kerja di Sociolla dengan jabatan di divisi yang kamu ingin, terus kamu bisa: connect dan message orangnya. Atau do it the creepier way: cari akun Instagramnya, terus DM tanya-tanya.
Lintang: Selama magang sebagai content writer, pekerjaan sehari-harinya sudah pasti nulis, ya hehe. Nulis artikel beauty, lifestyle, quiz, bantuin konten instagram, cari ide tulisan, liputan, nulis lagi buat klien, pokoknya ngga jauh-jauh dari nulis hahaha. Oiya walaupun magang, kita tetep dilibatkan kalau ada meeting-meeting gitu, lho.
Kalau jurusan kuliahnya berbeda sama divisi yang di-apply gapapa?
GAPAPA BANGEEET. Ada kok yang lulusan arsitektur tapi akhirnya jadi Social Media Specialist di Beauty Journal.
Setelah diterima magang, bakal dilatih nggak buat kerjanya?
Iya dan nggak. Nggak ada pelatihan formal, jadi begitu masuk langsung mulai kerja meskipun sedikit-sedikit. Tapi pastinya akan dibantu dan diajarin untuk beberapa hal kayak penggunaan Quire, ClickUp, atau Admin Panel. Untuk divisi Editorial, pastinya akan ada feedback soal penulisan juga.
Lintang: Dilatih banget dan beneran terjun. Anak magang aja tetep masuk di productivity app buat tracking kerjaan. Awal-awal banyak dikasih tuntunan dulu, soal gaya penulisannya, cara pakai blognya, dan lain sebagainya. Apalagi kalau nulis untuk klien, itu dapat banyak pelajaran banget. Terus juga komunikasi sama divisi lain dan liputan langsung itu salah satu bentuk latihan buat kerja juga sih.
Magangnya dibayar nggak?
Dibayar, tenang aja HAHA.
Lintang:
Waktu magang (thank God) dibayar. Jujur aja, waktu sebar CV dan portfolio, aku selalu daftar yang paid intern. Soalnya kalo kata AOC, “experience doesn't pay the bills”, guys, hehehe. Seneng banget, waktu tau magang Sociolla dibayar, seenggaknya bisa buat uang transport dan makan siang, apalagi tempat tinggalku sama kantor Sociolla lumayan jauh.
Selama pandemi kerjanya WFH apa WFO?
Lintang: Waktu situasi sempat kondusif, kerjanya WFH dan WFO, jadi seminggu dua kali WFO, sisanya WFH. Tapi, selama PPKM darurat ini full WFH.
Lokasi kantornya di mana?
St. Moritz Office Building, Unit #1502, Jl. Puri Indah Raya, RT.3/RW.2, Kembangan Sel., Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610
Ada kemungkinan direkrut jadi karyawan tetap nggak dari magang?
Ada, dong! Gue dan Lintang, contohnya. Btw, gue juga nanya ke Lintang, gimana proses dia diangkat jadi karyawan tetap dari magang. Ini jawabannya, ya!
Lintang: Mendekati minggu-minggu terakhir periode magang, aku harus mempresentasikan hasil magang selama 3 bulan. Mulai dari role kita, value yang didapat, dan lain sebagainya. Terus, dari situ biasanya akan ditanya dulu, kalau full time atau jadi kontributor apakah aku tertarik?
Aku jawab tertarik, lalu beberapa hari setelah periode berakhir, dihubungi lagi sama HR, apakah aku beneran tertarik dan bisa mulai kapan? Setelah aku jawab, dikabarin lagi untuk langsung wawancara terkait salary, setelah itu langsung dijelasin soal kontrak tertulis dan dikasih tau kapan bisa mulai kerja. Segala urusan administrasi, termasuk kontrak dikirim via email, karena pandemi. Langsung masuk grup divisi lagi, deh, haha.
Apa saja yang perlu dipersiapkan?
Hmmm, apa, ya? Mental mau belajar sih yang paling penting menurut gue.
Lintang: Menurutku tergantung divisi, ya. Tapi mungkin kalau divisi konten, portfolio cukup penting. Kalau bisa portfolio juga yang pernah dipublish secara komersial gitu, jangan terlalu banyak tugas kampus mungkin. Terus mungkin sebisa mungkin update media sosial. Since, kita kerja di dunia digital, target pasarnya anak muda dan young adult yang banyak main medsos, jadi seenggaknya bisa relevan.
Pas diwawancara sama supervisor soal yang lagi hype juga bisa jawab haha. Sama cari timing yang tepat buat apply magang, dengan cara rajin-rajin mantengin LinkedIn Sociolla dan kepoin anak-anak magang di sana. Jadi, dilihat aja periode magang mereka, kalau sudah habis 3 bulan, kamu bisa mulai kirim, ada kemungkinan recruitment team cari anak magang baru. Tapi kalau masih ada anak magang di satu divisi itu, mungkin mereka belum butuh lagi.
Kesan pesan
Lintang: Pertama, pasti seneng banget bisa magang di Sociolla. Aku sendiri yakin, magang di Sociolla bisa jadi awal yang baik untuk karier aku ke depan (semoga, amin). Waktu tahun terakhir kuliah, aku selalu kepikiran untuk kerja yang masih dekat dengan jurusanku (jurnalistik) tapi kalau bisa topik yang dibahas juga yang aku suka, enggak jauh-jauh dari beauty dan lifestyle. Selain itu, aku selalu punya prinsip kalau magang atau kerja, selain dibayar, pastiin kamu juga punya mentor dan bisa berkembang.
Thank God, senior aku di Sociolla bisa jadi sosok mentor yang mau membimbing. Sejauh ini, hubungan antar rekan kerja positif dan enggak berlebihan, batasan-batasannya jelas, lingkungan kerjanya sehat, kantornya bersih, adem hahaha, dan bonus suka dapet skin care gratis hehehe. Bahkan, kalau denger cerita temen-temenku pas magang, aku berasa beruntung dan bersyukur banget punya pengalaman magang di Sociolla.
Satu lagi, deh, buat yang penasaran magang di Sociolla bakal dapet produk nggak?
Dapeet, apalagi kalo lagi nggak pandemi gini sih, huhu. Cek di
Part I buat tau gue dapet apa aja, ya~
Lintang: Banyak dapet produk beauty dan semuanya berkesan hahaha. Waktu liputan Wardah Colorfit, beneran dikasih semua shade dan varian produk, itu banyak banget dan kardusnya besar banget. Terus bisa dapat produk beauty lain, bahkan sebelum launching. Kalau kakak-kakaknya liputan atau dapat produk baru banyak, kita juga suka kecipratan, lho. Pokoknya pasti ada aja, deh, hahaha.
Nah, itu dia beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyain seputar magang di Sociolla dan Beauty Journal.
As always, kalau ada yang mau ditanyain lagi, boleh
comment di bawah atau
DM ke Instagram gue :)
Tertarik magang atau kerja di Sociolla juga? Langsung aja klik di bawah ini, ya!
Post a Comment